Detik Leluasa
Sesungguhnya, pemandangan ini membuatku iri setengah mati pada si meja dan kursi di hadapanku kini. Bagaimana tidak? Dua benda mati ini selalu dinaungi oleh teduhnya pepohonan yang hijau, selalu disinari cahaya terkuasa tiap pagi, siang, dan sore. Belum lagi udara bebas yang selalu menyelinap dengan lembut di tiap pori-pori kayunya. Semua begitu...bebas dan sehat. Namun, aku harus akui bahwa berkat si meja, kursi, dan segala suguhan alami yang dipunyainya, maka aku bisa mencicipi secuil kebebasan yang tiap detik tersaji di sini. Aku merasa bebas... Tidak ada sekat yang harus mengurungku tiap hari di jam yang sama, tidak ada bantuan teknologi agar aku bisa merasa sejuk, dan tidak ada pertarungan gahar di jalan raya. Sungguh sederhana, karena yang aku butuh cuma si meja, kursi, dan semua yang mengitarinya kini. Semudah itu kebebasan bisa terkecap dengan sempurna. Tapi memang berbelit untuk bisa mendapatkan kebebasan semurah ini. Ada harga-harga yang harus dibayar demi mampu melepaska...