Posts

Showing posts from December, 2013

Menghapus Bayang-Bayang

Image
Cerita Pendek Image source: here Menapakkan kaki di Jakarta ternyata menciptakan dilema bagiku. Di satu sisi, jengah dan sesak oleh pertarungan di jalan raya yang membunuh waktu dan merampas momen berharga yang bisa terjadi. Namun di sisi lain, kota ini menggantungkan harapan yang selalu bikin orang berlomba-lomba untuk menggapainya. Harapan itu berujung pada nama kelayakan dan bertengger di tepi-tepi deretan gedung yang tak henti mencakar langit. Kian tinggi dan kian padat. Aku sudah menetap di ibukota selama delapan tahun, terhitung semenjak kuliah. Sepanjang satu dasawarsa itu pula aku rutin mengunjungi kota asalku, biasanya dua kali dalam setahun. Dalam kurun waktu itu pula, setiap kembali ke ibukota dan menyaksikan pemandangan di pinggir jalan, aku masih berpikiran sama: wajah kota ini tak akan pernah luntur selain menjadi makin mewah. Seiring dengan gaya hidup yang menuntutnya, seiring dengan tuntutan hidup yang mendesak di dalamnya, dan seiring dengan keinginanku unt

Cobaan

Tiba-tiba terlintas gagasan asmun ("asal muncul", temennya "asbun-asal bunyi") dalam benak saya, yaitu: mungkin saya harus kembali menggunakan mesin tik. Di bayangan saya, mengerjakan komposisi tulisan dengan perangkat kuno tersebut pastilah bebas gangguan. Mesin tik cuma tentang si pengetik dan kertas. Tidak ada tampilan layar lain selain kertas yang bakal diisi dengan jalinan kata, buah pemikiran dan imajinasi si pengetik. Tidak ada jaringan internet, maka otomatis laman situs juga nihil. Bagi saya, ini artinya: tidak ada pengalih perhatian  -selain tidur, makan, mandi, ke kamar mandi- yang bisa membuyarkan konsentrasi dan menggoyahkan "iman" tiap detik, saat pikiran harusnya sedang berkonsentrasi penuh untuk bertutur.  Tapi, setelah dipikir-pikir, jalan pikiran saya yang terbalik. Simpelnya sih , jangan mau digoda oleh jaringan internet, karena yang mengaktifkan segala laman situs itu, kan, jari-jari saya sendiri! Ya ampun, lemah. Pfftt.

Birthday

Image
What could possibly be the most precious thing that God offers to human? Watching and hearing some news about the births and the deaths lately have brought me to a conclusion: that it is a life. And revised, it is not an offer, but a gift. God doesn’t negotiate, He decides whether a soul lives or dies. He gives a life and at once, He also takes a life. Yin and Yang. A balance that only by Him can be done. Once in a year, we commemorate the day when God brought us to this world, we celebrate our birthdays. Cultures have created all those symbols and rituals linked to a celebration of everyone’s birthday through greetings, parties, wishes, presents, etc. I humbly believe that it is all to express how blissful we are to be allowed to have and given a life—manifested through the ages—until the present. But, is this what we really feel about those festivities? Do we really think about the greater gift above the party, the sincere and lovely greetings, the presents, the gifts, the surpris

Teruntuk Pria 4 Desember

Image
Tiga tahun terakhir, menjelang tanggal ini biasanya aku selalu dipenuhi dengan rencana. Isi rencana itu sebenarnya mempunyai motif yang solutif; bagaimana caranya supaya aku bisa menghabiskan tanggal ini di sebelah kamu? Untungnya, semenjak 2010 hingga 2012, kondisi selalu berpihak kepada kita yang waktu itu sedang menjalani hubungan jarak jauh. Ada saja kesempatan yang membuat kita bisa menghabiskan tanggal 4 Desember bersama-sama. Lalu, beberapa hari menjelang 4 Desember di tahun ini, tiba-tiba aku teringat peristiwa yang terjadi tepat satu dekade lalu. Sebenarnya, kamu yang menceritakan ulang tentang hari itu, karena jujur saja, aku sepenuhnya lupa. Sepuluh tahun yang lalu, kamu merayakan hari jadi ke-17. Hari jadi yang penting bagi kebanyakan remaja, karena di usia ini, katanya kita sudah dianggap dewasa; sudah punya KTP, sudah punya SIM dan otomatis boleh mengendarai kendaraan sendiri, dan hak-hak istimewa khas orang "yang sudah besar" lainnya. Waktu itu, kamu mengun