Teruntuk Pria 4 Desember

Tiga tahun terakhir, menjelang tanggal ini biasanya aku selalu dipenuhi dengan rencana. Isi rencana itu sebenarnya mempunyai motif yang solutif; bagaimana caranya supaya aku bisa menghabiskan tanggal ini di sebelah kamu? Untungnya, semenjak 2010 hingga 2012, kondisi selalu berpihak kepada kita yang waktu itu sedang menjalani hubungan jarak jauh. Ada saja kesempatan yang membuat kita bisa menghabiskan tanggal 4 Desember bersama-sama.

Lalu, beberapa hari menjelang 4 Desember di tahun ini, tiba-tiba aku teringat peristiwa yang terjadi tepat satu dekade lalu. Sebenarnya, kamu yang menceritakan ulang tentang hari itu, karena jujur saja, aku sepenuhnya lupa. Sepuluh tahun yang lalu, kamu merayakan hari jadi ke-17. Hari jadi yang penting bagi kebanyakan remaja, karena di usia ini, katanya kita sudah dianggap dewasa; sudah punya KTP, sudah punya SIM dan otomatis boleh mengendarai kendaraan sendiri, dan hak-hak istimewa khas orang "yang sudah besar" lainnya. Waktu itu, kamu mengundang teman-teman terdekat di SMA untuk ikut berbagi kebahagiaanmu, di rumah kebun milik kedua orang tuamu.

Saat prosesi potong kue, tanpa disangka kamu memberikan potongan kue pertama untuk aku. Jelas, aku kaget, karena menurutku kamu masih punya beberapa sahabat yang sepertinya lebih layak untuk mendapatkan potongan kue pertama darimu. Kata orang, potongan pertama kue ulang tahun menunjukkan "level" keistimewaan seseorang di hati yang sedang berulang tahun. Menurut penuturan kamu, hal tersebut sama sekali tidak direncanakan dari jauh-jauh hari. Alias spontanitas yang muncul di pikiranmu akibat melihat aku datang di pesta ulang tahunmu malam itu, dan karena faktor melibatkan "hati" yang waktu itu kamu pendam.

Peristiwa selewat yang bahkan sudah aku lupakan itu baru terasa istimewa hari ini. Jika aku bisa mengunjungi malam itu dan melihat sosok kita berdua yang masih remaja, aku ingin berbisik kepada sosok kita berdua di situ, "Sepuluh tahun mendatang, kalian sudah menjadi pasangan hidup." Walaupun aku tahu kita tidak bisa mendengarnya. 

Jika aku lihat dari peristiwa sepuluh tahun lalu serta tiga tahun terakhir, rasanya memang hal paling berharga yang kamu dapatkan di tahun ini adalah kebersamaan, sesuatu yang sebelumnya menjadi momen yang begitu mahal bagi kita berdua.

Selamat ulang tahun, Valentino Wilfried Enoch, suamiku sayang. Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada menemani kamu berdoa di waktu 00.00 semalam. Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada menyampaikan doa dan harapan aku untuk kamu sambil bisa menggenggam tanganmu semalam, dan melalui hari ini bersama. 


***


Makassar, 4 Desember 2013

Comments

Popular posts from this blog

Tentang Sebuah Hubungan

[Ulasan Buku] Manuscript Found in Accra

Ulasan Musik: London Grammar