Karangan Angan
Kamu merapatkan jari-jarimu dan membentuk cekungan dengan telapak tanganmu lalu mendaratkannya di pipiku. Tanpa kata-kata, kamu menatapku dan mata itu hanya bergerak saat kamu mengedipkannya. Berselang dua detik kemudian kamu mengusapkan ibu jarimu ke kulit pipiku sambil terus mengamati air wajahku yang tak berubah: diam. Kedua bola mata itu layu, sekaligus tegas dan menyiratkan pandangan yang seolah berkata, "Hari ini sungguh melelahkan, sebaiknya kita tidur saja." Tapi kamu tidak beranjak, melainkan tetap memandangiku lekat sembari mengusap ibu jarimu itu berulang-ulang ke arah yang berlawanan. Dua menit berselang, kamu tak juga berhenti dan aku makin tak mengerti harus apa. Apa? Aku tidak ingin kamu berhenti menatapku saat itu dan aku juga tidak ingin waktu berlalu hingga jari-jarimu terpaksa lepas landas dari kulit pipiku. Dua puluh menit waktu telah berputar, namun pergerakan kita di seluruh sudut ruangan ini masih terselimuti oleh diam. Krrrrrr.... Keran di wastafe...