Kaluku Cottages: Opsi Juara di Utara Tanjung Bira
Tampak depan Kaluku Cottages dari pantai (Foto: Dok. Pribadi) |
Letaknya memang berada di luar pusat keramaian Tanjung Bira, primadona wisata bahari di Sulawesi Selatan. Walau awalnya tak dirancang untuk tujuan komersial, Kaluku Cottages berhasil membuat para pelancong terpincut berkat pesona autentik yang ditawarkannya. Penginapan ini lantas dipersolek dan alhasil, memberikan pengalaman menginap eksklusif yang terbilang juara di Bira.
Posisi
Kaluku Cottages adalah di sisi timur utara Pelabuhan Bira. Sebenarnya
letaknya tak sulit untuk ditemukan. Tapi memang, tidak ada penanda
yang mencolok dan ditambah lagi, penginapan ini tidak berada di pinggir jalan
raya. Menurut Google Maps, Kaluku Cottages terletak persis di Pantai Kaluku, pantai yang menurut Carol Merlo—sang pemilik—sering pula disebut
dengan Pantai Timur.
Meski bersarang di lokasi yang terpisah dari Pantai Pasir Putih (juga dikenal dengan Pantai Bira), pusat keramaian wisata Tanjung Bira, penginapan
ini menawarkan pilihan wisata yang tak kalah lengkap. Hanya dengan sekitar tiga
menit berjalan kaki ke utara, Anda akan tiba di desa tempat perakitan kapal
Phinisi yang tersohor. Kemudian, masih di area yang sama, Anda juga dapat menyaksikan
proses pembuatan kain tenun dan sutra khas Sulawesi Selatan oleh masyarakat
lokal. Selain itu, sekitar 1,7 km dari penginapan ini terdapat bukit bernama Pua
Janggo, tempat Anda bisa menikmati pemandangan alam Bira dari ketinggian.
Pusat perakitan Phinisi dapat ditempuh dengan berjalan kaki (Foto: Kaluku Cottages) |
Bila
enggan eksplorasi jauh-jauh dan ingin rileks, saya punya ide yang sederhana
lagi gratis: Bangun pagi-pagi sekali—sekitar pukul 06.00
WITA—dan saksikan matahari
terbit dari cakrawala di depan penginapan. Setelah itu, cobalah menyusuri tepi pantainya yang dialasi bentangan pasir putih sejauh mata memandang. Marumasa,
Appalarang, Kasuso, Mandala Ria, dan Samboang adalah sederet nama pantai yang
terletak di sepanjang pesisir timur tersebut.
Kalaupun
ingin menyambangi area barat Bira, Anda hanya butuh berkendara sekitar lima
menit untuk tiba di Pantai Pasir Putih, dan ditambah sekitar 20 menit lagi untuk mencapai
Pantai Lemo-Lemo juga Bara, yang bakal memanjakan Anda dengan pasir putih
bertekstur bedak bayi. Di sepanjang pesisirnya berdiri penginapan-penginapan milik
warga asing, kebanyakan berkebangsaan Eropa.
Desain lokal, standar
internasional
Pantai Pasir Putih dengan hamparan pantai yang lebar (Foto: Dok. Pribadi) |
Pantai Pasir Putih menghadap pesisir barat Bira, tempat Pantai Bara berada (Foto: Dok. Pribadi) |
Kaluku Cottages awalnya dibangun sebagai properti pribadi milik pasangan Andi
Mardiah dan Carol Merlo pada 1997. Bapak Andi yang berasal dari Wajo, Sulawesi
Selatan, dan istrinya, Carol, yang berkebangsaan Australia, mengaku jatuh cinta
kepada Tanjung Bira saat mereka berlibur ke sana di tahun 1994, lantas memutuskan untuk membangun rumah peristirahatan di daerah tersebut.
Setelah dibangun, ternyata banyak permintaan dari para wisatawan yang berkeinginan menyewa vila keluarga itu. Akhirnya, tempat ini dipugar besar-besaran serta makin diramaikan oleh bangunan cottage baru. Pada 2012, Kaluku Cottages, yang mulanya bernama Kaluku Kafe & Cottages, mulai membuka pintunya bagi pelancong. Nama penginapannya sendiri diambil dari bahasa Bugis, yaitu kaluku yang berarti kelapa.
Perlahan namun pasti, Kaluku Cottages terus berkembang. Menurut Carol, ia dan suaminya selalu berupaya untuk memperbarui, memugar, sekaligus menambah jumlah cottage demi memenuhi kebutuhan wisatawan. Terakhir, tepat sebelum Natal 2015, Kaluku kembali menambah koleksinya dengan merampungkan dua cottage terbaru, yaitu Family Bungalow dan Deluxe Family Bungalow. Waktu saya berkunjung di Juni 2015, Kaluku baru memiliki empat cottage, yang semuanya mengadopsi arsitektur rumah panggung tradisional Sulawesi Selatan.
Setelah dibangun, ternyata banyak permintaan dari para wisatawan yang berkeinginan menyewa vila keluarga itu. Akhirnya, tempat ini dipugar besar-besaran serta makin diramaikan oleh bangunan cottage baru. Pada 2012, Kaluku Cottages, yang mulanya bernama Kaluku Kafe & Cottages, mulai membuka pintunya bagi pelancong. Nama penginapannya sendiri diambil dari bahasa Bugis, yaitu kaluku yang berarti kelapa.
Deretan pohon kelapa yang memagari penginapan (Foto: Dok. Pribadi) |
Perlahan namun pasti, Kaluku Cottages terus berkembang. Menurut Carol, ia dan suaminya selalu berupaya untuk memperbarui, memugar, sekaligus menambah jumlah cottage demi memenuhi kebutuhan wisatawan. Terakhir, tepat sebelum Natal 2015, Kaluku kembali menambah koleksinya dengan merampungkan dua cottage terbaru, yaitu Family Bungalow dan Deluxe Family Bungalow. Waktu saya berkunjung di Juni 2015, Kaluku baru memiliki empat cottage, yang semuanya mengadopsi arsitektur rumah panggung tradisional Sulawesi Selatan.
Selain nama dan desain bangunan yang memuat cita rasa lokal, material utama untuk membangun penginapan ini pun menggunakan kayu setempat. Furnitur seperti meja kursi, rangka tempat tidur, hingga seprai, gorden, dan tirai kelambu juga buatan lokal. Meski demikian, kebersihan dan kualitas cottage beserta isinya nampak begitu terjaga; tak ada debu atau rayap yang saya temukan di tiap sudutnya. 'Hawa' lokal ini lantas disandingkan dengan sentuhan modern yang terdapat pada penggunaan pendingin ruangan, dan kamar mandi dengan pancuran, toilet duduk, serta pemanas air.
Nampak bangunan cottage yang berbentuk rumah panggung khas Sulawesi Selatan (Foto: Dok. Pribadi) |
Dari empat jenis akomodasinya (waktu itu), Deluxe Beachfront Cottage merupakan unit terbesar dengan kapasitas hingga enam orang dewasa. Di sinilah saya menginap dan menikmati bonus berupa pemandangan langsung ke pantai berpasir putih, laut biru, serta matahari terbit, yang semuanya dapat disaksikan dari teras! Bangunannya sendiri terbagi menjadi tiga ruang: teras yang memiliki kursi malas dan satu set meja kursi biasa, ruang tamu di dalam rumah, dan kamar tidur utama yang menyambung dengan kamar mandi. Bila tamunya berjumlah 5–6 orang, maka ruang tamu akan disulap menjadi kamar tidur dengan tiga kasur single.
Kamar tidur utama berkasur queen size dan pintu kamar mandi di belakangnya (Foto: Dok. Pribadi) |
'Kemewahan' yang bisa Anda dapat dari teras Deluxe Beachfront Cottage (Foto: Dok. Pribadi) |
Penginapan
ini menawarkan tarif yang bersahabat—di Juni 2015 saya mendapatkan tarif promo,
yaitu Rp935.000 per cottage untuk
satu malam. Jumlah tersebut tentulah sangat sepadan dengan kualitas yang
diberikan, apalagi waktu itu saya menginap bersama lima tamu lainnya.
Soal
makanan, Kaluku Cottages memiliki bangunan pendopo yang berfungsi
sebagai restoran sekaligus resepsionis. Dengan begitu, Anda tidak perlu
beranjak ke mana-mana seandainya ingin mengisi perut. Menu yang disajikan juga cukup beragam, ada seafood, nasi dan mi
goreng, juga hidangan barat.
Di
sana, Anda juga bisa minta bantuan manajer
penginapan untuk mengatur trip wisata di Bira. Sekadar info, tarif menyewa
perahu untuk trip ke pulau-pulau seberang adalah sekitar Rp450.000 (Juni 2015)
untuk satu hari, belum termasuk harga sewa alat snorkeling. Kapasitas perahu umumnya muat sampai 10 orang. Namun, tentu saja waktu
terbaik untuk memulai perjalanan mesti menyesuaikan kondisi cuaca dan laut setempat.
Secara
keseluruhan, pengalaman saya menginap dua hari satu malam di Kaluku Cottages sangat memuaskan. Harga yang sebanding dengan kenyamanan,
fasilitas, dan kemudahan mengeksplorasi Bira merupakan paket
komplet bagi wisata singkat saya waktu itu. Lantaran pengalaman ini, saya tidak akan
ragu untuk merekomendasikan Kaluku Cottages kepada siapa pun yang hendak berkunjung
ke Tanjung Bira, dan akan kembali menginap di sana kalau suatu hari bertandang
lagi.***
*Catatan: Foto-foto dari situs web Kaluku Cottages digunakan dengan seizin pemilik
Semlohai gila nih!
ReplyDeleteCus Wan, cuss!
Delete