Nyali
Pic: Tumblr |
Kamini
Kamu tidak perlu bilang apa-apa. Matamu sudah bicara banyak, meski tanpa suara. Mau tahu apa katanya?
Tatapannya yang lantang tak berkedip bilang kamu sadar kalau aku ada.
Sorotnya yang seketika menyala bilang kamu menanti aku hadir.
Pandangannya yang sigap berlari bilang kamu siaga, takut kalau-kalau basah tertangkap olehku.
Tak apa. Akan kutunggu hingga dirimu sepenuhnya bernyali, lebih dari matamu.
Kama
Siapa dia?
Aku tahu dia hanyalah seorang asing. Tapi, ada apa dengannya?
Pertama kulihat ia, dibuatnya aku kelu. Mataku terpaku. Pikiranku beku.
Padahal aku percaya, kalau tatapan pertama itu tak lebih dari pengalih perhatian, bujukan sesaat, namun belum tentu melekat.
Dasar manusia.
Kadang tak berdaya saat hal di luar logika bersuar.
Tapi akan aku tunggu, sampai pikatnya menghantam akal dan buatku tak kuasa lagi. Sampai tersisa nyali yang sanggup bicara.
Kama
Siapa dia?
Aku tahu dia hanyalah seorang asing. Tapi, ada apa dengannya?
Pertama kulihat ia, dibuatnya aku kelu. Mataku terpaku. Pikiranku beku.
Padahal aku percaya, kalau tatapan pertama itu tak lebih dari pengalih perhatian, bujukan sesaat, namun belum tentu melekat.
Dasar manusia.
Kadang tak berdaya saat hal di luar logika bersuar.
Tapi akan aku tunggu, sampai pikatnya menghantam akal dan buatku tak kuasa lagi. Sampai tersisa nyali yang sanggup bicara.
Jakarta, 16 Februari 2017
*bersambung ke "Penasaran"
Comments
Post a Comment