Birdy, Penyihir Hitam Musik


Pertama kali saya jatuh cinta dengan gadis ini adalah ketika mendengarkan lagu ‘Skinny Love’ karya Bon Iver yang dibawakan dengan versinya sendiri, hanya ditemani iringan harmonis piano dari jentikan jarinya. Birdy, saat itu juga menarik perhatian saya untuk terus menyaksikan video klip sekian lagunya di Youtube, lalu, seratus persen yakin, saya langsung menjadikan gadis bernama asli Jasmine Van Den Bogaerde ini sebagai salah satu musisi perempuan favorit saya.

Penampilannya dalam 'Skinny Love'

‘Skinny Love’ versi Birdy jauh berbeda dengan karya asli Bon Iver. Tidak ada unsur menjiplak, melainkan benar-benar mengubah aransemen dan menciptakan nuansa yang jauh berbeda pula. Konsep video klip yang sederhana dan dibalut tone warna yang gelap, di mana gadis berambut ikal ini memainkan sebuah grand piano sambil mengenakan gaun berwarna broken white dengan rambut yang digerai berantakan, ia berhasil membangun nuansa gelap dan mistis dari keseluruhan kemasan musiknya. Saya jatuh cinta pada karya pertamanya yang saya saksikan, lalu berpindah ke video single-nya yang lain, ‘Shelter’. Adegan yang berbeda, tapi masih dibungkus oleh konsep yang sama: gloomy. Bisa saya bilang, musiknya memiliki kekuatan magis yang bisa menyihir siapapun larut begitu dalam ketika mendengarkannya. Karena itulah, saya pribadi lebih suka menyandingkannya dengan sederet musisi perempuan seperti Tori Amos, Fiona Apple, Chan Marshall (Cat Power), atau Sia Furler.

Usianya memang baru 15 tahun, tapi kemampuannya menghasilkan musik sedramatis inilah yang menarik perhatian saya. Gadis cantik yang lahir di kota pelabuhan Lymington, Hampshire, ini terlahir dari keluarga yang tak asing dari musik. Ia memeroleh kemampuan bermain piano dari ibunya yang memang berprofesi sebagai pianis. Pada 2008, Birdy memenangkan kontes UK Idol untuk kategori usia di bawah 18 tahun. Hebatnya, di usia 12 tahun, ia sudah menyanyikan lagu ciptaan sendiri, ‘So Be Free’, di putaran final kontes tersebut. Lalu, single daur ulangnya, ‘Skinny Love’, juga langsung menjajaki tangga lagu di Inggris, dan merajai peringkat satu di Radio 1, Inggris. Coba dengarkan ketika ia membawakan ulang original soundtrack film The A Team yang tadinya dinyanyikan oleh Ed Sheeran. Lagi, ia berhasil menyulap musik bertempo sedang namun ceria dari Ed Sheeran menjadi sebuah komposisi yang menghanyutkan berkat vibra natural dalam vokalnya, ditambah dengan permainan piano sederhana yang menghadirkan kesan tak berlebihan namun, secara musikalitas, ia bernyanyi dengan jiwa dan menghasilkan nyawa di tiap dentingan piano juga nyanyiannya. Musik Birdy memang kelam, cenderung terlalu menyedihkan untuk gadis seusia dia, tapi bagi saya, sisi suram yang berhasil dibangun oleh seorang musisi adalah sebuah sihir yang mahal, apalagi ketika saya merasa butuh energi lebih untuk menyerap nyawa yang ada dalam tiap nada tersebut, hingga saya bisa tenggelam dalam pusara perasaan yang abstrak, hanya mampu dimengerti oleh notasi-notasi yang bersenandung di telinga saya.

Birdy dalam 'Shelter'
Saya berandai-andai, jika permainan piano yang sama digawangi oleh vokal yang berbeda, saya cukup yakin belum tentu lagu itu akan menjadi segelap dan semuram yang ia bawakan. Emosi yang muncul di tiap lirik yang melagu dari pita suaranya begitu kencang, kuat, dan berkarakter. Jika tidak suka dengan musik sendu yang sangat mampu membuat hati sedih, bahkan menangis, jangan terlalu antusias mendengarkan musik gadis ini. Ada esensi lain yang bisa saya nikmati dari musiknya, emosi yang indah, sebuah kegelapan yang mampu membuat saya tersenyum lega. Inilah salah satu musik muram yang menyuntikkan keindahan paling ramah dari musik, menghujam sukma terdalam saya untuk merasa, dan begitu inspiratif.***

Nikmati beberapa video musiknya di sini
Album yang akan rilis: Birdy
Label: Warner Music


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tentang Sebuah Hubungan

[Ulasan Buku] Manuscript Found in Accra

Ulasan Musik: London Grammar