Kiamat

Perjalanan ini ternyata luar biasa sulit. Belum pernah aku alami sebuah tanjakan terjal sekaligus jurang curam secara bersamaan dalam satu detik. Semua batas antara waras dan sinting teraduk jadi satu dalam pusara yang semakin keras berputar dan memusat, semena-mena menebang segala rasio dan perasaan yang semestinya bisa dikontrol oleh batas kemampuan manusia. Tiap janji mungkin dan tak mungkin sudah menemui ajalnya dan bocor merembesi tiap permukaan, lalu menjadikan seluruh tubuhnya berlumut, mengerak, lalu lapuk.

Sumpah serapas atas permukaan berbatu ini sudah tidak terasa lagi, malah membuat jarum-jarum tertajam di muka bumi ini bertumbuhan di sana sini. Sejauh pupilku memicing, aku tidak mendapati satu milimeter pun permukaan yang halus untuk dipijak. Telapak kakiku bahkan sudah tak terkejut lagi oleh kejam terik matahari yang termanifestasi di tiap butir pasir. Kasar, panas, menggores, menyayat, seluruh kulitku sudah kebal. Ada saat-saat tertentu aku menoleh ke belakang, horison berwarna putih itu mengabur dan lenyap. Surga kebahagiaan dan tawa yang pernah aku cicipi itu sudah terpental jauh dari kedua pundakku. Menyisakan nelangsa sebagai bekal terakhir yang harus aku emban dan lahap, bersamaan dengan airmata yang tak kunjung kering.

Di situ aku sadar, betapa pedih dan penderitaan itu jauh lebih intens dan berkali lipat dalam rasanya ketimbang bahagia. Luka yang menganga, menutup, lalu robek kembali, semuanya telah memuaskan indra perasa paling paten, aku terluka. Dia terluka. Kami terluka. Kini, di hadapan wajahku dan dia hanya ada alam  sengsara yang mengukir indah makin berantakan di pandangan aku dan dia, walau berbeda neraka. Sakit sudah tidak sakit, cinta sudah tidak ampuh, nirwana sudah hilang dari peta. Sakit itu mati bersamaan dengan cinta.***

Comments

  1. heeee peticuuunnn udah lama yaa ga ketemu di blogspot :))
    kykny emang dr dulu gw lancar nulis hal2 yang dark ya (who doesn't? hahaa)...gapapa, cuma butuh luapan aja daripada gw sakit pala hahaha

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tentang Sebuah Hubungan

Ulasan Musik: London Grammar

[Ulasan Buku] Manuscript Found in Accra