Posts

Catatan tentang Balikpapan #1

Image
Tiga minggu berdiam di kota yang selalu ramah dengan mataharinya menggelitik saya untuk sedikit bercerita tentang Balikpapan, kota asal tempat saya lahir dan tumbuh. Lima tahun saya sudah meninggalkan kota di bagian timur Pulau Kalimantan karena alasan akademis yang menerbangkan saya ke belahan barat Pulau Jawa, Bandung alias Jatinangor tepatnya. Waktu-waktu menikmati Balikpapan hanya saya dapatkan paling tidak dua kali dalam setahun dan di akhir 2010 hingga awal 2011 ini, saya memiliki waktu yang lebih untuk berdiam di sini karena status pengangguran (hasil dari gelar Sarjana yang sudah saya dapatkan Desember lalu) yang kini menjadi label tambahan di diri saya.  Saya tidak akan menampilkan data-data statistik karena memang saya hanya ingin bercerita dari sudut pandang saya sebagai warga kota ini. Jujur saja, kepulangan saya di akhir 2010 dan awal 2011 ini membuat saya menyadari bahwa pesatnya perkembangan kota ini jika dibandingkan dengan Balikpapan yang saya ke...

Hangat

Image
Senandung intro lagu itu mengalun dengan begitu rekat di kedua telinga. Ada perasaan tenang yang menyembuhkan ketika mendengarkannya, ada situasi yang tak disangka aku rindukan hanya karena rangkaian nada ini. Sekitar hampir sebulan lalu pertama kali aku mendengar dan menyaksikannya via internet. Kental dengan suasana Natal, karena untuk itulah lagu tersebut diciptakan. Tapi ada suasana sendu yang syahdu hadir di dalamnya, sendu yang nikmat, kala itu. Entah bagaimana, tapi tiba-tiba atmosfer ruangan, udara, suhu, dan rindu yang sama menyelimuti hawa tubuh dan perasaanku. Ini tempat yang berbeda, rasanya tidak mungkin aku merasakan hal yang sama, sungguh jauh berbeda. Aku diam, mendengarkan melodi piano berdenting indah mengiringi sang vokalis bernyanyi penuh rasa melalui suara setengah 'bindeng'nya itu, nyata, aura yang sama hadir. Nuansa rindu terhadap kamu. Bagaimana bisa? Tentu saja bisa, kenapa tidak? Aku ingat begitu rindu kamu ketika mendengarkan lagu ini kal...

Distance

Image
Kapan kita tidak bertemu? Belum pernah sejak saat itu. Bisa bayangkan apa jadinya nanti? Kapan? Saat kamu pergi. Hmmm.... Oh, that face! Why? I couldn't imagine how I'd be when you're leaving! What does it do with the face? It'll kill me then! So how? I don't know. Jarak memang masalah kita nomor satu. Ya, sampai nanti. Sampai nanti. Sabar, ya.. We must. Kamu sanggup? I have no other choice, you know I hate distance. Me too, now.***

Pertanyaan Tentang 'Mimpi'

Singkat saja, ibarat pohon dengan cabang ranting, daun, dan buah sebagai mimpi yang hendak dikejar dalam hidup, saya sedang berada di atas akar dan terus menengadah ke atas. Belum ada apa-apa yang menggelantung di pohon saya. Batang pohon milik saya belum tua dan keriput pertanda pohon yang kuat serta kokoh. Saya masih berdiri diam mengelus-elus akar muda yang masih lembek. Walaupun demikian, saya lihat pagar di sekitar pekarangan ini makin kokoh. Jadi saya tak perlu khawatir jika harus pergi beberapa lama untuk mencari pupuk dan vitamin agar perlahan-lahan batang mungilnya tumbuh hingga menguat menjadi pohon yang mantap. Kira-kira, apakah blog ini akan terus menjadi saksi perjalanan saya hingga pohon milik saya sudah berbuah dan tak tergoyahkan oleh angin badai nantinya? Dua tahun ke depan, setinggi apakah pohon saya?

Wonderful December

Image
December 1st, 2010 " Garuda last flight, 21.05-22.00, Bpp-Jkt. See you there, baby ," Sepotong kalimat yang waktu itu berada di luar ekspektasi saya, dia benar datang. Sehari setelahnya, December 3rd, 2010. Sidang skripsi yang menjadi ujung tombak saya berjuang di bangku perkuliahan akhirnya terjadi juga. Perasaan yang berkumpul di dada pada waktu itu tidak dapat dideskripsikan dengan mudah. Tegang, semangat, muak, bahagia, luar biasa semuanya berkecamuk dan tidak bisa henti juga walaupun mata saya terpejam istirahat. Campur aduk bagai es campur yang menyegarkan dahaga sekaligus tajam menusuk dengan dinginnya, bertarung dalam organ perasa saya. Hari itu berlalu dengan hasil maksimal! Sekali lagi ada perasaan yang tidak mampu terwujud kecuali lewat senyuman yang terus tersungging di bibir saya. Keringat dan letih batin saya terbayar hari itu juga, saya berhak tertawa, saya berhak tersenyum bangga dan bahagia. Nikmat sekali rasanya! Nikmat yang sudah lama saya nanti. Saya bel...

Alur

Sulit sekali rasanya menerima diri saya berada dalam fase ini, fase penuh dengan keyakinan. Melalui pengalaman yang berbeda, saya mampu berpikir dan merenung bahwa selama ini saya cenderung membebasnilaikan segala sesuatu dan membuat hal-hal yang berkenaan dengan 'keyakinan' menjadi begitu relatif. Bukan berada pada fase yang menolak kebenaran yang majemuk, tapi saya sedang berada di titik  menemukan satu pegangan secara tiba-tiba, kilat. Proses berpikir ternyata tidak cukup menjawab ini semua, sama halnya dengan euphoria atau kegirangan semata dalam sebuah masa. Bukan itu. Saya sedang bercerita tentang sebuah titik di depan mata yang telah menanamkan satu rasa percaya dalam tataran detik ini. Selama ini saya menganggap bahwa tidak ada sebuah kepastian yang bisa menjamin diri saya mempertahankan nilai tersebut, tapi kali ini motivasi yang lahir dan tumbuh dalam jiwa saya begitu bergejolak. Bagus sekali untuk kehidupan saya kini, yaitu betapa motivasi ini mendorong saya terlalu...

Krisis: Puisi Oleh Toto Kuntjoro

Ini salah satu puisi karya ayah saya. Beliau mengirimkan kepada saya dan menjadi naskah favorit saya. Ditulis di Rawamangun, 1 mei 1967. *Btw, ya, tidak pernah saya mengetahui sisi satu ini dari beliau, terutama pada masa mudanya* mana itu hujan badai deras menerjang mana itu bukit cadas keras menghalang mana itu jurang sungai lebar melintang lihat ini kakiku tegar mencakar lhat ini kepalku keras membatu lihat ini pandangku tajam bersinar lihat ini hatiku bulat jangan kautunggu bujuk dan rayu jangan kaudamba elus halus melembut rasakan ini dadaku tegap hatiku tetap niatku bulat dengar ini kata hatiku dengar ini lengking batinku dengar kataku lantang tembus segala rintang aku mencintaimu, sepenuh hatiku habis perkara Rawamangun, 1 Mei 1967