Tiap Detik


Segaris pantai di sana kembali terbayang. Segaris bibirmu tergambar dalam bayangan semu akan harapan yang tak pernah nyata. Segaris angan tak pasti kembali meresahkan akan kenyataan pada masa sekarang, dan membunuh tiga garis yang telah aku rekam. Sekian jarak yang memisahkan ternyata tak kunjung melenyapkan rasa rindu, walau mungkin terlalu sering takut mewarnai merah percikan api. Semakin lama, semakin membara.

Satu yang tak bisa kugantikan dari dirimu: tiap detik.
Tiap detik yang bisa kau antar aku menjadi tawa, tiap detik yang bisa kau buat aku ringan melayang tanpa beban, tiap detik yang kau ijinkan aku menikmati kita. Herannya, tiap detik selalu kau coba yakinkan aku dengan rasamu. Hatimu telah menjadi tetap, seperti yang selama ini kau akhirnya utarakan, bayaran segala tunggumu atas aku telah menciptakan keyakinan begitu besar dari dirimu terhadap dirimu: dirimu tentang aku.

Sumpah telah kau kunci begitu erat tanpa keberatan melihatku yang penuh ketakpastian. Aku sungguh tak mengerti, bagaimana mungkin kau bisa menyimpan rasa tanpa kehendak selama 10 tahun ini? Darimana kau dapatkan keyakinan yang begitu besar hingga tak pernah memiliki pedih atas aku yang selalu mengawang?

Ah, sungguh aku tak mengerti.
Namun, aku berkelit dengan segala pertanyaan tidak sepertimu yang menikmati tiap detik milikmu. Kau tidak pernah mengeluh kala tak sanggup mengucap rindu padaku, kau tidak pernah mengeluh kala tahu aku telah berpeluh lelah dan mengadu hati dengan tiap-tiap pria selama ini, kau tidak pernah mengeluh karena tidak pernah memiliki aku dengan tetap.

Entah sampai kapan, tapi aku jujur untuk mendapatiku rindu tiap detik yang kau paketkan kepadaku. Aku rindu tiap detik denganmu, di garis pantai itu. Karena hanya denganmu, detik ini bermakna detik ini sesungguhnya. Tanpa embel-embel hari esok, atau masa depan.
Hanya detik ini, aku mencintamu.




Untuk siapa saja yang sedang mensyukuri kehadiran seseorang, kini.
Setrasari Kulon, 04 April 2010

Comments

  1. kaniaaaa, gw nangis bacanyaaa.. Berasa ky lg ngeliat bacaan ttg ramalan gw di masa depan sm dta, hahaha.. Plus itu penutupnya "Untuk siapa saja yang sedang mensyukuri kehadiran seseorang, kini" ampun dj! hehe..

    ReplyDelete
  2. @cya: wadohhh ampe nangiiss?? hehehehee...thx for reading anyway cii

    ReplyDelete
  3. jika kita tak sanggup menatap masa depan (yang sesungguhnya sudah tergambar dalam benak kita) maka nikmatilah saat ini (detik ini). meski detik adalah satuan hitung waktu yang terkecil, namun satu detik mampu merubah beribu jam kedepan.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tentang Sebuah Hubungan

[Ulasan Buku] Manuscript Found in Accra

Ulasan Musik: London Grammar